Homeschooling atau home schooling merupakan model pendidikan alternatif yang dapat dicoba oleh orang tua bagi anaknya selain melalui jalur formal. Saat ini cukup banyak argumen tentang homeschooling yang membuat orang tua lebih memilih jalur Homeschooling sebagai basis pendidikan bagi anak-anaknya. Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang terjadi seperti sekarang ini, yang membuat KBM pendidikan formal tidak berjalan normal dan proses pembelajarannya diarahkan menggunakan model jarak jauh.
Menurut Permendikbud Nomor 129 Tahun 2014, Homeschooling sendiri diartikan sebagai pendidikan yang dilakukan secara sadar dan terencana oleh orang tua atau keluarga di rumah atau tempat lain.
Tujuan diselenggarakannya homeschooling ini adalah untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan mengembangkan potensi unik siswa pada diri anak sehingga dapat berkembang secara optimal.
Artinya Homeschooling menawarkan model pendidikan yang menekankan pada fleksibilitas dan memaksimalkan potensi anak dengan menerapkan kurikulum dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan anak serta tujuan dan visi orang tua.
Adapun setiap orang tua memiliki alasan dan latar belakang yang berbeda ketika ingin memutuskan anaknya mengikuti jalur pendidikan Homeschooling. Misalnya, ada yang didasarkan pada ketidaksesuaian karakter dan kebutuhan anak dengan sistem dan kurikulum pendidikan formal, perbedaan falsafah dan visi orang tua, keluwesan belajar, potensi anak tidak tersalurkan dengan baik jika menempuh pendidikan formal, waktu, dan faktor lainnya.
Ketika Anda ingin memutuskan anak Anda akan mengambil jalur Homeschooling, tentunya sebagai orang tua harus mempertimbangkan dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tujuan, kurikulum, metode, dan komponen lain yang diperlukan untuk menjalankan program pembelajaran Homeschooling yang ideal.
Berikut beberapa hal dan tahapan yang harus diperhatikan dan dipersiapkan saat ingin memulai Homeschooling.
Lakukan Riset dan Tetapkan Tujuan
Sebelum masuk ke aspek teknis, orang tua sebaiknya mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai Homeschooling. Orang tua dapat berkonsultasi dengan ahli dan ahli yang kompeten, mengunjungi keluarga dan komunitas yang telah berpengalaman menjalankan model Homeschooling. Cobalah menggali dan mengumpulkan informasi tentang kurikulum, metode, materi, manajemen pembelajaran, formulir evaluasi, dan lain-lain.
Setelah memperoleh informasi yang cukup, selanjutnya melakukan konsultasi dengan keluarga dan anak untuk mengetahui kesesuaian karakteristik dan potensi anak dengan rencana program pembelajaran yang akan dirancang. Hal ini tentunya sesuai dengan pernyataan Charlote Manson dalam bukunya ‘Home Education’ yang mengatakan ‘Sebagai individu yang mandiri, anak tidak boleh didorong. Semua kebaikan harus berkembang atas kesadaran mereka sendiri’.
Artinya semua desain kurikulum dan tujuan pembelajaran harus memperhatikan potensi dan kebutuhan anak, artinya pendekatan yang dilakukan harus bersifat child center dengan membiarkan anak berkembang secara wajar sesuai dengan minatnya tanpa dikendalikan ke arah yang tidak sesuai. sesuai dengan bakat dan potensinya.
Di sisi lain, Ratna Hayati (seorang praktisi Homeschooling dan seorang ibu) dalam artikel yang ditulisnya di cmindonesia.com, mengatakan bahwa ada tiga (3) hal penting yang menurut orang tuanya harus diselesaikan sebelum merancang program Homeschooling agar bisa efektif dan optimal yaitu menjawab pertanyaan: mengapa saya harus menjalankan program ini? Mengapa saya memilih metode ini? dan yang paling penting: apa visi pendidikan keluarga kita?.
Artinya walaupun banyak buku referensi yang menjadi pedoman kita dalam merancang program Homeschooling dan banyak perbandingan contoh Homeschooling yang bisa dijadikan referensi, pada akhirnya semua kembali lagi pada kebutuhan dan nilai-nilai filosofi yang dianut oleh masing-masing keluarga. . Jadi jangan anggap remeh apa yang sudah dipelajari, tetapi perlu disesuaikan kembali agar bisa relevan dengan kebutuhan dan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Merancang Program Kurikulum yang Tepat
Setelah melakukan penelitian, konsultasi, kemudian berdiskusi dengan anggota keluarga dan yang terpenting anak, kemudian juga menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar, seperti yang berkaitan dengan filosofi, nilai, dan visi/tujuan. Langkah selanjutnya adalah mulai merancang program Homeschooling, dengan menerjemahkan filosofi dan tujuan pembelajaran ke dalam kurikulum.
Jika masih bingung atau kesulitan, coba cari desain kurikulum yang sudah jadi dan gunakan di komunitas lain atau homeschooling jika memang paling cocok. Kemudian melakukan pengaturan dan modifikasi di beberapa bagian agar sesuai dengan tujuan dan filosofi yang dianut. Tentu saja, apa yang ada dalam kurikulum mencakup semua elemen dan aspek pembelajaran yang akan membantu Anda mencapai tujuan pembelajaran Anda.
Jadi seperti kurikulum adalah peta yang akan memandu Anda selama Homeschooling untuk anak Anda, apa tujuannya? sehingga proses belajar mengajar dapat lebih terstruktur, terukur, dan efektif. Tentunya kurikulum yang dibuat dapat disesuaikan kembali apabila pada saat proses belajar mengajar ternyata metode atau materi yang dipilih misalnya tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran anak.
Komponen-komponen yang perlu ada dalam kurikulum sekurang-kurangnya meliputi, tujuan pembelajaran, kompetensi inti, materi yang diajarkan, model pembelajaran, alokasi waktu, metode, strategi pembelajaran, bentuk evaluasi, sumber belajar dan media yang digunakan, serta komponen lain yang dapat dijadikan acuan. termasuk sesuai dengan kebutuhan.
Pastikan Kesiapan (Mandiri, Anak, dan Fasilitas)
Sebelum memulai KBM Homeschooling, tentunya sebagai orang tua yang juga akan berperan sebagai pendidik (guru) bagi anaknya juga perlu mempersiapkan diri agar saat KBM dapat berjalan dengan lancar dan optimal. Orang tua perlu memahami materi yang akan diberikan, memahami metode dan media pembelajaran yang tepat, serta mampu mengetahui kesesuaian materi dan bentuk evaluasi yang dipilih.
Selain itu, anak juga perlu dipersiapkan untuk membedakan antara mode belajar dan mode aktivitas sehari-hari. Tujuannya agar anak bisa fokus dan tidak terganggu dengan kegiatan lain di luar RPP. Namun di satu sisi, meski rencana KBM sudah disusun sedemikian rupa, suasana santai dan menyenangkan tetap harus diutamakan, agar anak tetap merasa nyaman dan rileks.
Anak juga perlu dijelaskan secara singkat tentang tujuan pembelajaran, jadwal, evaluasi yang akan digunakan, dan komponen lainnya sebelum proses belajar mengajar berlangsung agar anak memiliki gambaran yang utuh tentang apa yang ingin dipelajari dan dicapai pada akhir pembelajaran. pelajaran.
Orang tua juga perlu menyiapkan berbagai macam fasilitas yang menunjang proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan kondusif, nyaman, dan optimal. Seperti kamar, meja, kursi, alat tulis, dan lain-lain. Tentunya orang tua perlu menyiapkan sendiri segala fasilitasnya jika model yang digunakan adalah model single. Berbeda jika Anda memutuskan untuk menggunakan model multiple dan community, yang tentunya semuanya ditentukan dan disiapkan secara kolektif dan kolaboratif.
Siapkan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
Edgar Dale (1969) (pakar pendidikan) mengemukakan sumber belajar adalah, ‘segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran seseorang’. Artinya semua unsur yang digunakan dalam proses pembelajaran, termasuk sumber belajar. Namun, secara khusus yang dimaksud di sini adalah fasilitas dan sarana penunjang proses pembelajaran.
Misalnya, orang tua perlu menyiapkan gadget, buku catatan, buku teks, alat tulis, modul, lembar kerja, alat peraga dan lain-lain sesuai kebutuhan. Selain itu, orang tua juga perlu menyiapkan media pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan diajarkan dan gaya belajar anak. Misalnya multimedia, video, ebook, dan lain-lain.
Anda juga dapat mencari platform pembelajaran online dan penyedia materi serta bank soal untuk membantu memfasilitasi proses belajar mengajar dan dapat digunakan sebagai referensi materi dan metode pembelajaran yang digunakan, seperti Khan Academy, Ted-ED, National Geographic Anak, Lab Pembelajaran, Kejarcita. id, dan lainnya.
Dengan mempersiapkan segala sumber dan media pembelajaran sesuai kebutuhan, tentunya akan memudahkan proses belajar mengajar dan diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih efektif dan optimal.