Bagaimana masa depan dan kelanjutan studi homeschooling? Bisakah anak homeschooling melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi? Bisakah anak homeschooling melanjutkan pendidikan ke sekolah formal? Apakah anak homeschooling dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri?
Itulah beberapa pertanyaan dan kekhawatiran yang sering muncul tentang masa depan pendidikan anak-anak yang dididik dengan model homeschooling. Benarkah masa depan pendidikan anak homeschooling sangat terbatas dan tidak seluas anak sekolah formal?
Saat ini keberadaan homeschooling telah diakui oleh negara dan pemerintah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) telah mengakui adanya tiga jalur pendidikan, yaitu pendidikan formal (sekolah), pendidikan nonformal (kursus), dan pendidikan informal (pendidikan oleh keluarga dan masyarakat).
Legalitas homeschooling juga telah ditegaskan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 129/2014 tentang Home Schooling. Dengan demikian, kedudukan homeschooling setara dengan bentuk pendidikan lain yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Peluang Studi Lanjutan Homeschooling
Pada artikel sebelumnya juga telah dibahas mengenai ijazah homeschooling yang bisa didapatkan melalui beberapa cara. Untuk masalah biaya, anda bisa cek di biaya homeschooling.
Kementerian Pendidikan Nasional secara rutin mengadakan tes kesetaraan setiap tahun sesuai jenjang pendidikan. Anak-anak yang dididik di sekolah asal yang ingin melanjutkan pendidikan wajib memiliki sertifikat yang diperoleh dari ujian kesetaraan.
Berikut beberapa jalur yang bisa diikuti oleh homeschooler yang ingin melanjutkan pendidikannya.
- Ujian Paket A – Tes kesetaraan ini diperuntukkan bagi anak-anak tingkat sekolah dasar yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
- Ujian Paket B – Tes kesetaraan ini diperuntukkan bagi siswa sekolah menengah pertama yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
- Ujian Paket C – Tes kesetaraan ini diperuntukkan bagi anak-anak tingkat SMA yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Tes kesetaraan ini diadakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau PKBM di setiap kota atau kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk mengetahui informasi tentang PKBM ini Anda dapat menghubungi dinas pendidikan setempat di kota Anda.
Salah satu hal yang harus diperhatikan bagi orang tua yang ingin anaknya homeschooling dan ingin melanjutkan pendidikannya, sebaiknya sering berkoordinasi atau berkonsultasi dengan dinas pendidikan setempat.
Ada sejumlah manfaat yang akan Anda dapatkan jika Anda sering berhubungan dengan dinas pendidikan. Antara lain, Anda juga bisa mendaftar untuk mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang terdaftar di Dapodik sebagai syarat mengikuti ujian kesetaraan.
Demi melanjutkan studi homeschooling anak-anak Anda, Anda juga diwajibkan untuk membuat laporan atau laporan evaluasi kemajuan pendidikan homeschooling yang disampaikan secara berkala kepada dinas pendidikan setempat. Laporan ini juga merupakan syarat untuk dapat mengikuti ujian kesetaraan. Ini termasuk kemungkinan mengikuti ujian nasional di ‘sekolah payung’ yang ditunjuk atau diketahui oleh dinas pendidikan.
Sekolah payung adalah sebutan untuk sekolah formal yang bersedia memfasilitasi anak-anak homeschooling yang ingin mengikuti ujian nasional. Padahal sertifikat Paket A, B, atau C setara dengan sekolah formal, jika ada anak yang ingin mengikuti ujian nasional (UN) secara langsung bisa melalui sekolah payung yang bersedia.
Selain melalui dinas pendidikan, ada juga cara lain yang bisa ditempuh bagi anak-anak homeschooling yang ingin melanjutkan pendidikan khususnya ke perguruan tinggi. Bahkan sejumlah institusi, seperti Cambridge juga menyediakan layanan bagi mereka yang ingin belajar di luar negeri.
Itulah informasi mengenai langkah dan cara bagi orang tua yang ingin anak homeschooling melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan ijazah setara anak homeschooling, mereka juga memiliki kesempatan yang sama terkait kelanjutan studi homeschooling, termasuk ke perguruan tinggi negeri (PTN).
Mengoptimalkan Model Pembelajaran Homeschooling
Melalui konsepnya yang unik, model pembelajaran homeschooling juga menawarkan cara yang berbeda dengan sekolah formal atau klasikal. Metode ini dikembangkan berdasarkan premis home schooling yang berorientasi pada anak sebagai subjek pendidikan dan bukan sebagai objek.
Model pembelajaran di sekolah formal pada umumnya menerapkan konsep yang berorientasi pada materi pelajaran dan kurikulum. Hal ini berdampak pada penyampaian materi pelajaran kepada siswa tanpa memperhatikan kebutuhan atau keragaman anak. Karena itulah metode ceramah satu arah menjadi metode yang diandalkannya.
Orientasi pada kurikulum juga menyebabkan guru merasa dikejar-kejar target untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan yang telah ditetapkan. Guru tidak boleh lamban dalam menyampaikan pelajaran dan hal ini akan dievaluasi pada periode tertentu yang telah ditetapkan. Siswa juga tidak berhak menolak atau mengkritik pelajaran yang diterimanya disukai atau tidak.
Keunikan Model Pembelajaran Homeschooling
Homeschooling merupakan model pendidikan alternatif yang lahir sebagai kritik terhadap model pembelajaran di sekolah formal. Karena itulah banyak hal yang kontradiktif antara yang ada di home schooling dan sekolah formal. Nah, berikut ini beberapa keunikan model pembelajaran homeschooling untuk membedakannya dengan sekolah formal.
Menggali Potensi Anak
Berbeda dengan sekolah formal dimana anak duduk dan mendengarkan ceramah dari guru yang menjadi mata pelajaran, homeschooling harus mampu menggali potensi dan kemampuan anak. Anak-anaklah yang harus menjadi subjek pendidikan yang aktif mencari informasi dan pengetahuan secara mandiri.
Peran orang tua, guru, atau pembimbing lebih untuk mengkondisikan lingkungan agar anak terstimulasi untuk belajar mandiri. Homeschooling tidak akan memaksa anak untuk membaca buku yang tidak mereka sukai atau membuat anak menghafal materi pelajaran.
Memenuhi Rasa Penasaran Anak
Rasa ingin tahu yang sangat tinggi pada anak akan menemukan tempatnya dalam model home schooling. Segala sesuatu yang ada di rumah bisa menjadi media pembelajaran bagi anak untuk mengungkapkan rasa ingin tahunya.
Orang tua atau pengawas tidak boleh melarang apa yang dilakukan anak. Bahkan ketika anak melakukan sesuatu, orang tua justru membimbing mereka agar rasa ingin tahunya terpenuhi. Karena itulah model pembelajaran homeschooling sangat fleksibel dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan anak itu sendiri.
Peran Orang Tua Sebagai Teladan
Orang tua yang ingin menerapkan homeschooling harus siap menjadi contoh hidup bagi anak-anaknya. Apapun yang dilakukan orang tua akan menjadi bagian penting dari model pembelajaran homeschooling ini. Orang tua tidak hanya tampak bertanggung jawab atas home schooling, tetapi juga bertindak sebagai guru, fasilitator, dan mitra diskusi.
Dalam model home schooling, tidak ada lagi “kata-kata perintah” yang muncul dari orang tua kepada anaknya. Dalam homeschooling, orang tua harus bisa mencontohkan kebaikan kepada anaknya, baik dari segi cara pandang, cara mengambil keputusan, hingga cara mengambil tindakan.
Berorientasi Praktek
Untuk dapat melakukan sesuatu, anak tidak perlu mengetahui atau menghafal definisi. Homeschooling lebih menekankan pada tindakan praktis untuk melakukan sesuatu daripada menjelaskan cara teoritis.
Contoh paling mudah adalah ketika orang tua ingin mengenalkan komputer kepada anaknya. Orang tua tidak perlu menjelaskan fungsi masing-masing tombol dan fitur komputer karena anak sendiri yang akan melakukan dan mengetahui fungsinya secara langsung. Dalam hal ini anak akan langsung berlatih dengan komputer dan mencoba bereksplorasi sendiri untuk menyalakannya dan mengenali fitur-fitur yang ada.