Homeschooling atau sekolah mandiri dikenal dengan metode homeschooling. Saat ini homeschooling mulai banyak mendapat perhatian orang tua di Indonesia sebagai salah satu alternatif metode pendidikan bagi anak-anaknya.
Bagi yang setuju, homeschooling dinilai mampu mengakomodir kebutuhan metode pendidikan yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan gaya belajar anak. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kelebihan dan kekurangan homeschooling, artikel ini akan membahas:
- Apa itu Homeschooling?
- Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling
- Siapa yang Membutuhkan Homeschooling?
Apa sih, Homeschooling?
Homeschooling kini menjadi pilihan banyak orang tua untuk memenuhi pendidikan anaknya. Dan banyak orang tua yang berlomba mencari homeschooling terbaik. Namun, perlu dipahami bahwa homeschooling bukan hanya sekolah di rumah. Anda perlu memahami sistem pendidikan ini, sebelum memutuskan untuk mengadaptasikannya untuk anak-anak.
Sistem pendidikan homeschooling dimulai dari kenyataan bahwa setiap anak berbeda. Tidak semua anak cocok untuk pendidikan yang dilaksanakan di sekolah sambil duduk diam dan mendengarkan guru berbicara. Ada tipe anak yang menginginkan metode pembelajaran yang berbeda, yang memungkinkan mereka bebas bergerak dan bereksplorasi tanpa kehilangan esensi pendidikan yang dibutuhkan.
Tidak hanya itu, orang tua juga menyadari bahwa anak-anaknya memiliki minat yang berbeda-beda. Hal ini membuat homeschooling hadir dengan sistem pendidikan yang dirancang untuk membantu anak belajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Cara belajarnya disesuaikan dengan keinginan dan kesukaan masing-masing anak.
Misalnya, ada anak yang suka belajar melalui eksperimen dan ada juga anak yang lebih suka belajar di luar ruangan sambil mengamati. Apapun kesukaan anak, semuanya bisa diakomodasi melalui sistem pembelajaran homeschooling.
Satu hal yang juga penting, homeschooling membutuhkan kesepakatan antara anak dan orang tua. Jangan sampai orang tua memilih homeschooling, namun anak ternyata lebih memilih sekolah konvensional yang memungkinkannya bertemu banyak teman setiap hari.
Simak kelebihan homeschooling sebagai metode anak mendapatkan pendidikan.
Keuntungan dari Homeschooling
Orang tua yang jatuh cinta dengan cara ini biasanya mempertimbangkan soal waktu yang fleksibel. Alasan lainnya, lihat di sini:
Waktu belajar yang fleksibel
Salah satu kelebihan homeschooling adalah fleksibilitas waktu belajar. Orang tua, anak, dan staf pengajar dapat saling berdiskusi tentang waktu yang tepat untuk memulai pembelajaran dan menentukan durasi pembelajaran. Selain itu, Anda dan anak Anda juga dapat memilih jadwal mata pelajaran yang ingin dipelajari dalam satu hari.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakatnya
Setiap anak memiliki bakat, minat, dan kemampuan yang berbeda dalam mengolah informasi. Dengan homeschooling, Anda dan anak Anda dapat bersama-sama menentukan topik, waktu, durasi, dan cara belajar yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan gaya belajar anak Anda. Dengan keluwesan, metode pembelajaran ini dapat lebih optimal dalam mengembangkan bakat setiap anak sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.
Anak cukup istirahat
Rutinitas sekolah formal yang mengharuskan anak datang lebih awal dan terkadang berangkat hingga sore hari dapat mengurangi waktu istirahat anak. Bukan tidak mungkin anak akan merasa lelah setiap pulang sekolah dan kurang tidur. Hal ini berbeda dengan sistem pembelajaran homeschooling, dimana waktunya lebih fleksibel, sehingga orang tua dapat mengatur waktu istirahat anaknya dengan baik.
Orang tua dapat memantau persahabatan anak-anak
Salah satu hal yang dikhawatirkan orang tua ketika anaknya bersekolah di sekolah konvensional adalah masalah pertemanan, karena perilaku bullying di kalangan anak bisa saja terjadi. Dengan homeschooling, orang tua dapat terus memantau proses belajar dan persahabatan anak. Dengan begitu, anak dapat terhindar dari pertemanan yang tidak baik atau bahkan merusak dalam masa pertumbuhannya.
Anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar di luar rumah
Anak homeschooling memiliki cara belajar yang lebih fleksibel, karena bisa belajar dimana saja, seperti di museum, perpustakaan, hingga alam bebas. Jadi, anak tidak hanya belajar teori di kelas, seperti siswa di sekolah konvensional pada umumnya.
Di antara sekian banyak metode pendidikan yang dapat diterapkan pada masa tumbuh kembang anak, homeschooling memang membutuhkan fasilitas lingkungan yang memadai. Ingin memiliki rumah yang mendukung tumbuh kembang anak dengan fasilitas taman bermain atau fasilitas pendidikan yang lengkap di lingkungan sekitar?
Kekurangan Homeschooling
Banyak orang tua juga meragukan homeschooling karena ada risiko yang harus ditanggung, seperti:
Ruang lingkup persahabatan anak-anak terbatas
Dibandingkan dengan anak-anak yang bersekolah di sekolah konvensional dan banyak bertemu dengan anak-anak lain seusianya, homeschooling membuat kehidupan sosial anak terbatas pada interaksi dengan staf pengajar dan keluarga.
Oleh karena itu, untuk mengatasi dampak sosial yang mungkin timbul pada anak homeschooling, orang tua perlu menjaga agar anaknya tetap terhubung dengan dunia sekolah dan lingkungan teman sebayanya. Misalnya, buatlah sekelompok anak homeschooling untuk berkumpul, belajar, dan berinteraksi bersama.
Kesulitan mengakses fasilitas belajar yang umumnya tersedia di sekolah
Proses pembelajaran homeschooling tidak memungkinkan anak mendapatkan fasilitas penunjang seperti yang ada di sekolah formal. Misalnya, anak Anda mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mencoba lab sains, lab bahasa, perpustakaan sekolah, atau studio seni.
Lalu, bagaimana dengan status kelulusan homeschooling? Sebagai pendidikan berbasis keluarga yang termasuk dalam jalur pendidikan informal, homeschooling diatur dalam UU No. 20/2003. Sesuai dengan undang-undang yang ada, anak yang menerima pendidikan melalui sistem ini akan diakui mengikuti pendidikan formal dan nonformal setelah siswa lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Siapa yang Membutuhkan Homeschooling?
Tidak semua anak masuk ke sekolah konvensional. Namun, seperti halnya metode pendidikan homeschooling, tidak semua anak cocok atau menyukainya. Biasanya orang tua memilih homeschooling karena berbagai faktor dan berikut beberapa kondisi khusus yang memerlukan program homeschooling.
Anak dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah suatu kondisi dimana anak mengalami kesulitan berkonsentrasi, dan muncul perilaku hiperaktif dan impulsif. Gejala tersebut muncul saat memasuki usia sekolah, sehingga anak mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran.
Anak dengan OCD (Obsessive Compulsive Disorder)
OCD adalah suatu kondisi yang menyebabkan anak memiliki pikiran, perasaan, dan ketakutan yang tidak diinginkan. Anak OCD biasanya sulit berkonsentrasi pada tugas sekolah yang diberikan, sehingga orang tua menganggap metode homeschooling lebih cocok untuk mereka.
Disleksia
Disleksia adalah gangguan proses belajar yang membuat anak sulit membaca, menulis, dan mengeja. Orang dengan disleksia juga mengalami kesulitan mengidentifikasi bagaimana kata-kata yang diucapkan harus diubah menjadi huruf dan kalimat.
Meski penderita disleksia umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang normal, namun mereka akan kesulitan jika harus bersekolah di sekolah konvensional. Biasanya, mereka membutuhkan teknik belajar yang berbeda dari anak normal lainnya.
Homeschooling, home education, atau home-based learning menawarkan konsep pendidikan dengan orang tua sebagai penanggung jawab utama. Orang tua juga berperan sebagai pengawas, pengarah, tutor pendamping, ataupun fungsi lainnya yang diperlukan. Selain berbasis di rumah, pendidikan ini juga bisa dilaksanakan di manapun sesuai materi pelajarannya.