Pengetahuan Lingkungan : Jurnal Perkuliahan 11

Event G20 dan COP26

ini-dia-keuntungan-indonesia-jadi-presidensi-g20-rqw
Apa itu G20?

G20 atau disebut juga the Group of Twenty adalah kelompok informal dari 19 negara dan Uni Eropa (EU), serta pewakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB). Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa. G20 merupakan forum ekonomi utama dunia yang memiliki posisi strategis karena secara kolektif mewakili sekitar 65% penduduk dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% perekonomian dunia. Tujuan dari G20 adalah mengatasi masalah utama yang terkait dengan ekonomi global, seperti stabilitas keuangan internasional, mitigasi perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan.

Sejarah singkat G20

Pada tahun 1999, atas saran dari para Menteri Keuangan G7 (Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis), para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 mulai mengadakan pertemuan untuk membahas respon terhadap krisis keuangan global 1997-1999. Sejak saat itu, pertemuan tingkat Menteri Keuangan dilaksanakan secara rutin pada musim gugur. Pada tanggal 14 – 15 November 2008, Presiden Amerika Serikat George W. Bush mengundang para pemimpin negara-negara G20 dalam KTT G20 pertama untuk melakukan koordinasi respon global terhadap dampak krisis keuangan yang saat itu tengah terjadi di Amerika Serikat. Guna mempersiapkan KTT ini, setiap tahunnya para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 melakukan pertemuan beberapa kali dalam setahun.

Presidensi G20

G20 tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah (Presidensi) yang ditetapkan secara consensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya. Presidensi G20 adalah sebutan untuk negara yang menjadi ketua dalam penyelenggaraan G20. Guna memastikan seluruh pertemuan G20 lancar setiap tahun, Presidensi tahun berjalan beserta presidensi sebelum dan presidensi selanjutnya (disebut Troika) secara intensif melakukan koordinasi kesinambungan agenda prioritas G20.

Dalam pertemuan G20, berlangsung dua jalur, yaitu Finance Track yang membahas isu-isu di bidang ekonomi, keuangan, fiskal dan moneter, serta Sherpa Track yang membicarakan isu-isu ekonomi nonkeuangan, seperti energi, pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan, tenaga kerja, pertanian, perdagangan, investasi, industri, kesehatan, anti korupsi, lingkungan, dan perubahan iklim.

Peran G20 bagi Indonesia
  • Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
  • Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.
  • Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.
  • Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.
  • Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.
  • Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
  • Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.
Dampak dan keuntungan G20 bagi Indonesia

Indonesia akan mendapat banyak keuntungan dengan menjadi tuan rumah Group of Twenty (G20) pada 2022 antara lain yaitu sebagai berikut:

  • Pemicu Pariwisata Bali, menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, penyelenggaraan KTT G20 tersebut akan menjadi pemicu atau trigger bagi sejumlah event berskala internasional di Pulau Dewata.
  • Beri Rekomendasi Strategis, direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) sekaligus ekonom Bhima Yudhistira mengatakan, momen presidensi G20 bisa dioptimalkan agar posisi Indonesia dalam kerja sama perdagangan dan investasi bisa lebih memiliki daya tarik.
  • Pimpin Pemulihan Ekonomi, staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal, Suminto mengatakan, lewat presidensi G20 ini, Indonesia diharapkan dapat memimpin proses pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 pada tahun depan.

images (4)

Apa itu COP26?

COP26 adalah singkatan dari Conference of the Parties ke-26. COP atau Conference of the Parties adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara untuk membicarakan perubahan iklim dan bagaimana negara-negara di dunia berencana untuk menanggulanginya. COP berkumpul untuk menangani hal-hal yang terkait dengan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim, atau UNFCCC yang merupakan perjanjian besar PBB yang menyatakan bahwa negara-negara perlu bersatu untuk mencari tahu cara menghentikan pemanasan global. Setahun sekali, perwakilan dari semua negara dalam perjanjian berkumpul untuk menuntaskan aksi dan kebijakan perubahan iklim internasional terkait UNFCCC. United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) dibentuk pada 1992, ketika 154 negara menandatangani perjanjian baru tentang perubahan iklim. Perjanjian itu mulai berlaku pada 1994. COP pertama diadakan Maret 1995 di Berlin, Jerman. Untuk tahun ini, COP26 digelar di Glasgow, Skoltlandia, Inggris Raya pada 1-12 November 2021.

Tujuan dan Topik Pembicaraan COP26

Konferensi Glasgow disebut sebagai momentum para negara untuk memperbarui gagasan terhadap tujuan mulia yang telah sama-sama disepakati. Adapun tujuan COP26 adalah sebagai berikut:

1. Menjaga komitmen batas kenaikan suhu 1,5 derajat celcius

Negara-negara diminta untuk terlibat dalam pencapaian target pengurangan emisi pada 2030. Untuk mencapai hal tersebut, negara-negara peserta diminta untuk:

  • Mempercepat penghapusan batubara
  • Mengurangi pembabatan hutan
  • Mempercepat peralihan ke kendaraan listrik
  • Mendorong investasi untuk energi terbarukan

2. Beradaptasi untuk melindungi masyarakat dan habitat alami

Perubahan iklim memberi dampak yang bersifat merusak. COP26 mendorong negara-negara untuk:

  • Melindungi dan memulihkan ekosistem
  • Membangun pertahanan untuk menghindari hilangnya tempat tinggal, mata pencaharian, dan nyawa

3. Mobilisasi keuangan

Untuk memenuhi dua tujuan awal, negara-negara maju harus memenuhi janji mereka untuk memobilisasi setidaknya US$100 miliar atau setara Rp1.426 triliun per tahun untuk menekan dampak krisis iklim di dunia.

4. Kerja sama dan komitmen

Untuk mewujudkan mimpi bersama tersebut, negara-negara peserta diminta untuk kerja sama dan mempercepat tindakan, melibatkan pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat sipil tiap negara. Prioritas yang diangkat, dibicarakan, dan jadi bahan negosiasi dalam konferensi COP26 meliputi hal-hal sebagai berikut:

  • Mengaktifkan ambisi perdagangan karbon
  • Transparansi negara dalam tindakan dan dukungan pencegahan perubahan iklim
  • Timeline dan komitmen pengurangan emisi
  • Pencegahan dan minimalisasi kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim
Apa hasil yang diharapkan dari COP26?

COP26 adalah pertemuan tingkat tinggi pertama di mana setiap negara juga memiliki tuntutan baru. Adapun lebih dari 100 negara berkembang telah bersepakat untuk menyampaikan tuntutan jelang COP26, yang antara lain:

  • Pendanaan dari negara-negara maju untuk memerangi maupun menanggulangi perubahan iklim.
  • Kompensasi dari negara-negara maju atas dampak yang akan menimpa mereka
  • Uang dari kelompok negara maju untuk membantu mereka menerapkan ekonomi yang lebih ramah lingkungan.

Bahasan terkait keuangan iklim akan jadi salah satu agenda yang akan dibicarakan di COP26. Selain itu, diharapkan pertemuan tingkat tinggi ini akan dapat menemukan cara terbaik menerapkan sistem pasar karbon dan kredit karbon. Sistem ini merupakan mekanisme agar negara penghasil karbon untuk membayar emisi yang dikeluarkannya, dan negara yang telah menerapkan ekonomi hijau untuk menjual kredit karbon. Adapun COP26 diharapkan akan memastikan setiap negara berkomitmen mencapai target 2050 dengan nol emisi dan melakukan pengurangan karbon secara progresif pada 2030.

Referensi :

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4699244/ketahui-apa-itu-g20-indonesia-terpilih-jadi-presidensi-pertama-kali-dalam-sejarah

https://sherpag20indonesia.ekon.go.id/sejarah-singkat-g20

https://www.bi.go.id/id/G20/Default.aspx

https://www.idntimes.com/news/world/pri-145/perubahan-iklim-apa-itu-cop26-dan-mengapa-itu-penting-c1c2/4

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20211102203809-199-715775/apa-yang-mereka-bicarakan-di-cop26-dan-mengapa-anda-harus-peduli/1

https://news.detik.com/berita/d-5791362/cop26-adalah-pertemuan-perubahan-iklim-apa-saja-hasil-yang-diharapkan/2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


*

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>